Hidrolisis garam adalah reaksi kimia yang melibatkan interaksi antara garam dan air. Hasil reaksi ini akan membentuk larutan dengan sifat asam atau basa tergantung pada jenis garam yang terlibat.
Pengertian Garam dan Reaksi Netralisasi
Pada dasarnya, garam adalah senyawa yang dihasilkan melalui reaksi netralisasi antara larutan asam dan basa. Reaksi ini menghasilkan garam dan air sebagai produk utama.
Sebagai contoh, ketika asam klorida (HCl) bereaksi dengan natrium hidroksida (NaOH), natrium klorida (NaCl) dan air terbentuk:
Garam seperti natrium klorida sering kita temui sebagai bumbu dapur biasa. Namun, tidak semua garam bersifat netral seperti NaCl.
Sebagian besar garam berinteraksi dengan air melalui proses hidrolisis, yang dapat membuat larutan bersifat asam atau basa, tergantung pada asam dan basa pembentuknya.
Konsep Hidrolisis Garam
Hidrolisis sendiri berasal dari kata Yunani “hydro” yang berarti air dan “lysis” yang berarti peruraian. Dengan demikian, hidrolisis garam adalah proses peruraian garam oleh air.
Ini terjadi ketika ion-ion dari garam berinteraksi dengan molekul air, menghasilkan ion H+ atau OH- yang menyebabkan larutan menjadi asam atau basa.
Keadaan ini dapat dijelaskan lebih lanjut melalui empat tipe garam berdasarkan sifat hidrolisisnya.
Klasifikasi Garam Berdasarkan Sifat Hidrolisisnya
Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Yang pertama adalah garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Garam jenis ini cenderung bersifat netral dengan pH sekitar 7, karena ion-ionnya tidak menjalani hidrolisis dengan air.
Contoh klasik adalah natrium klorida. Namun, dalam air, NaCl tidak bereaksi tetapi terionisasi:
Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Jenis kedua adalah garam dari asam kuat dan basa lemah, seperti amonium klorida (NH4Cl). Dalam hal ini, ion amonium (NH4+) berinteraksi dengan air dan terhidrolisis untuk membentuk ion hidronium (H3O+), menghasilkan larutan yang bersifat asam:
Ion klorida (Cl-) dari asam klorida tidak terhidrolisis karena berasal dari asam kuat.
Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat
Sebaliknya, garam dari asam lemah dan basa kuat akan membuat larutan menjadi basa. Contoh dari reaksi ini adalah natrium asetat (CH3COONa), di mana ion asetat (CH3COO-) bereaksi dengan air:
Akibatnya, larutan bersifat basa dengan pH lebih dari 7.
Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam keempat merupakan hasil dari asam lemah dan basa lemah, seperti amonium asetat (CH3COONH4). Penentuan sifat larutan ini lebih kompleks, tergantung pada konstanta asam (Ka) dan konstanta basa (Kb) dari reaksi yang terlibat:
Mekanisme Hidrolisis pada Garam
Mekanisme penguraian ion-ion dari garam dalam air pada akhirnya akan membentuk larutan dengan sifat tertentu.
Dalam hal ini, proses pembentukan ion hidroksida atau hidronium dipengaruhi secara signifikan oleh kekuatan relatif konjugasi asam dan basa dari garam tersebut.
Selain sifat teoritisnya, rumus hidrolisis dapat digunakan untuk menghitung pH larutan dan derajat hidrolisis, misalnya:
Rumus ini dapat memandu pembentukan larutan dengan pH yang diinginkan dalam penelitian atau aplikasi industri.
Contoh soal hirolisis garam
Agar lebih paham, berikut contoh soal pengaplikasian dari rumus tersebut:
Diberikan sebuah larutan garam amonium asetat (CH₃COONH₄) dengan konsentrasi tertentu. Diketahui untuk asam asetat ( pKa = 4.76 ) dan untuk amonia ( pKb = 4.75 ). Hitunglah pH dari larutan garam ini.
Pembahasan:
Untuk menghitung pH larutan garam dari asam lemah dan basa lemah, kita dapat menggunakan rumus di atas, kemudian ikuti langkah berikut ini.
Dampak Hidrolisis dan Aplikasinya
Okay, setelah kita belajar tentang apa itu hirolisis garam, reaksinya seperti apa, bahkan rumusnya juga sudah kita bahas. Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah mengetahui apa penggunaan dari hirolisis garam ini.
Nah, hidrolisis garam tidak hanya penting secara teoretis tetapi juga memiliki aplikasi praktis, seperti dalam dua industri berikut:
- Dalam industri pangan, misalnya, hidrolisis garam natrium bikarbonat dalam pengembangan adonan kue dan roti mempengaruhi pengembangan tekstur dari produk akhir tersebut.
- Dalam industri farmasi, pH larutan garam dapat memengaruhi stabilitas obat tertentu, di mana kontrol yang tepat terhadap pH dapat meningkatkan efektivitas dan umur simpan produk.
Oke, sekian artikel tentang hidrolisi garam kali ini. Nantikan pembahasan artikel berikutnya.