Manfaat Pewarna Alami untuk Sustainable Fasion dan Menjaga Lingkungan

Pewarna alami adalah pewarna yang diekstraksi dari sumber alami seperti tumbuhan (akar, daun, bunga), hewan (seperti cochineal), atau mineral dalam proses pewarnaan kain.

Pewarna alami awalnya banyak digunakan dalam masyarakat luas, namun seiring penemuan pewarna sintetis, penggunaannya hanya terbatas pada komunitas masyarakat adat dan tradisional atau beberapa teknik tertentu yang masih mempertahankan penggunaannya.

Padahal, penggunaan pewarna sintetis dalam industri tekstil menimbulkan pencemaran lingkungan hingga 20% polusi air global, ditambah lagi limbah pewarna sintetis sulit terurai sehingga berbahaya bagi keberlangsungan alam.

Nah, penggunaan pewarna alami ini justru sebaliknya, karena berasal dari bahan alam, ia tidak akan mencemari air dan tanah, serta bersifat biodegradable dan tidak meninggalkan residu kimia berbahaya, sehingga mendukung ekosistem yang lebih sehat.

Manfaat Pewarna Alami untuk Sustainable Fashion

Dalam dunia fashion saat ini telah berkembang trend fast fashion.

Fast fashion adalah model binsis industri tekstil yang memproduksi pakaian secara cepat, murah, dan massal untuk mengikuti tren mode yang sedang berlangsung. Dalam produsksinya biasanya menggunakan bahan baku sintetis seperti poliester yang rantai pasokannya sangat besar, ditambah lagi tentu pewarnanya menggunakan pewarna sintetis.

Bisa dibanyangkan saja, berapa besar jumlah limbah yang dihasilkan dari produski massal dari pembuatan tekstil ini yang tentu saja berdampak besar bagi lingkungan.

Penggunaan pewarna alami ini sebenarnya dapat digunakan untuk memberikan kontribusi signifikan pada industri fashion agar lebih berkelanjutan. Karena, selain aman bagi lingkungan, pewarna alami juga lebih aman bagi pekerja industri tekstil dan konsumen, terutama bagi mereka yang aleri terhadap bahan kimia.

Lebih jauh lagi ini nanti akan berdampak mendukung pertanian lokal, seperti munculnya komunitas yang melestarikan tanaman dan bidiversitas lokal.

See also  Alkali Tanah - Unsur, Sifat, Konfigurasi Elektron, dan Kegunaannya

Berikut ini adalah contoh nyata dari pemanfaatan pewarna alami untuk pembuatan kain tradisional hingga metode populer yang memanfaatkan pewarna alami dalam proses pembuatannya.

Pewarna alami pada pembuatan kain tenun suku Dayak Iban

Suku Dayak Iban adalah salah satu suku dayak yang tinggal di Kalimantan, khususnya di Sungai Utik, Kapuas Hulu. Suku dayak ini memiliki tradisi tenun yang diwariskan secara turun temurun menggunakan pewarna alami.

Kalau dari cerita kak Magareta Mala dari Komunitas Tenun Endo Segadok, suku dayak Iban sendiri memanfaatkan berbagai jenis tanaman yang tumbuh di sekitar rumah, di hutan, dan kebun-kebun masyarakat.

Dalam proses pewarnaan kain tenun, masing-masing tanaman akan memberikan jenis warna yang berbeda-beda, seperti tanaman Regat Padi dan Regat akar yang memberikan warna biru, tanaman mengkudu yang memberikan warna merah, dan sebagainya.

Proses pewarnaan ini juga merupakan bagian adat bagi suku Dayak Iban yang bernama tradisi Nakar yang syarat akan budaya. Dimana prosesnya melibatkan pengolesan minyak pada benang, pengikatan, pengukuran, pewarnaan dengan perebusan tanaman, dan pengeringan sebelum ditenun.

Hasil kain dari proses ini kemudian bisanya digunakan masyarakat adat sekitar, serta juga dijual untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Ecoprinting, Teknik Modern Ramah Lingkungan

Ecoprinting, sebuah teknik yang dikembangkan oleh India Flint dan populer saat ini, melibatkan pencetakan motif langsung menggunakan daun, bunga, atau ranting pada kain atau kertas.

Prosesnya cukup mudah, pertama dengan menata tanaman di atas kain, kemudian digulung atau dilipat, lalu direbus selama 1-2 jam untuk menit untuk mentransfer warna dan pola.

Hasil dari teknik ecoprinting ini akan memiliki berbagai motif unik dan natural, seperti punya kak Novieta Tourisia dari Cinta Bumi Artisans.

See also  7 Website dan Aplikasi yang Membantumu Belajar Matematika (Trusted)
Hasil proses ecoprinting
Hasil proses ecoprinting

Tidak hanya kains aja ya, teknik pewarnaan ini bisa digunakan dalam berbagai jenis produk, bisa untuk dompet, tas, sampul buku, dan masih banyak lagi. Tentu saja pembuatannya tanpa penggunaan bahan kimia sintetis, menjadikannya sangat ramah lingkungan.

Berbagai produk yang memanfaatkan proses ecoprinting yang ramah lingkungan
Berbagai produk yang memanfaatkan proses ecoprinting yang ramah lingkungan

Nah, ternyata pemanfaatan dari proses ini banyak sekali kan. Mulai dari tradisi masayarakat adat hingga pewarnaan dari teknik yang modern serta ramah lingkungan.

Penggunaan pewarna alami adalah langkah kecil dengan dampak besar dalam menjaga bumi kita. Dari tenun hingga ecoprinting, setiap prosesnya mendekatkan kita pada gaya hidup yang berkelanjutan✨

Sekian artikel kali ini, see you next on other #EcoBloggerSquad post.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *