Mengungkapkan Perasaan

Di usia yang sekarang ini bukannya makin terbuka dan mudah untuk mengungkapkan perasaan, saya malah sebaliknya.

Sulit mencari ruang dan tempat yang cocok untuk meluapkannya.

Saat sekolah saya tipikal orang yang suka menulis diary, menjelaskan secara detail:

“Siapa yang membuat saya sedih hari ini?”, “Apa yang saya syukuri”, atau sesederhana “Perasaan apa yang saat ini saya rasakan?”

Kemudian beralih menulis di blog.

Di blog lama saya masih menulis dengan tipe serupa, namun kemudian migrasi ke blog sekang dan eh taunya blog ini menjadi “sedikit” lebih ramai dan karena beberapa hal tertentu penggunaannya jadi tidak lagi se-“personal” dulu.

Saya sering berfikir dua kali untuk menulis hal-hal yang kiranya tidak penting buat orang lain. Seperti tulisan ini. Padahal, ya wong blog pribadi saya juga kan? Tidak ada salahnya menulis yang memang tidak penting buat orang lain, yang penting diri sendiri punya media untuk mengungkapkan.

Oh iya, beberapa bloger favorit jadi kemarin juga memutuskan memprivat blog pribadinya. Alasannya? karena beliau merasa beberapa orang baru yang ia temui ( pembaca blognya) terlalu merasa tahu semua hal tentang dia. Ya sepertinya merasa ngga ada sekat privat satu dengan yang lain.

Beberapa kali juga sempat kepikiran seperti ini. Apa lebih baik blog ini di privat saja ya. Tapi setelah dipikir-pikir, sepertinya juga belum perlu dan masih aman-aman saja. Jadi saya urungkan niatan tersebut.

Beberapa kali saya juga mencoba menggunakan platform media sosial seperti Twitter dan Instagram. Namun, lama kelamaan saya menjadi kurang nyaman dan kurang cocok.

Akhirnya sejauh ini saya masih mencari media yang sesuai untuk mengungkapkan perasaan saya.

Featured Photo by noslifactory on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *