Satwa endemik adalah jenis satwa yang hanya dapat ditemukan di wilayah geografis yang terbatas atau hanya ada pada suatu wilayah tertentu.
Kehadiran satwa endemik di suatu wilayah menunjukkan adanya kanekaragaman hayati pada daerah tersebut dan secara keilmuwan dapat menjadi objek studi yang penting untuk memahami evolusi dan adaptasi spesies. Selain itu, keberadaan satwa endemik juga memiliki nilai ekologi, ilmiah, dan budaya hingga menjadi ciri khas dari suatu daerah atau negara.
Di Indonesia sendiri memiliki banyak spesies satwa endemik di antaranya:
Dalam bertahan hidup, satwa endemik biasanya memiliki adaptasi khusus terhadap lingkungan dan kondisi di habitat mereka yang unik. Karena penyebaran yang terbatas, satwa endemik sering kali sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan ancaman seperti hilangnya habitat, perubahan iklim, dan aktivitas manusia.
Kebakaran Hutan Mempercepat Kepunahan
Salah satu bencana yang kerap kali menghantui keberadaan satwa adalah kebakaran hutan. Terutama kebakaran hutan gambut yang bisa terjadi dalam skala besar dan membutuhkan waktu yang lama untuk padam.
Bagi manusia tentu saja kebakaran hutan dan lahan ia akan berdampak seperti sebut saja polusi udara dan kabut asap. Namun, pernahkan membayangkan dampak apa yang dihadapi oleh satwa-satwa yang menjadikan hutan sebagai rumah dan tempat hidup mereka.
Mereka merasakan derita yang pastinya lebih banyak. Salah satu dampak yang paling signifikan dari kebakaran hutan dan lahan ini adalah menghilangnya habitat hidup mereka.
Loh kan gampang jika habitatnya terbakar bisa kabur dan pindah ke daerah yang lainnya?
Saat api menyebar dan menghanguskan hutan dan lahan, mungkin bagi beberapa jenis hewan seperti macan kumbang, harimau, atau mamalia pelari cepat lain yang bisa kabur. Namun, bagi bagaimana yang tidak seperti orang utan ini atau hewan amfibi, reptil, dan hewan tidak bertulang belakang lainnya?
Tentu saja bagi hewan tersebut seiring dengan hangusnya habitat mereka, mereka juga ikut hangus terbakar.
Bagi satwa yang masih hidup, kehilangan tempat perlindungan dan makanan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka juga menjadi hal yang berat. Ketika habitat mereka menghilang, mereka terpaksa bermigrasi ke daerah yang mungkin kurang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ditambah satwa endemik yang hanya dapat hidup dalam habitat dan lingkungan tertentu, tentu saja fenomena ini juga mempercepat kepunahan mereka.
Upaya Meminimalkan Dampak Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan (pembakaran hutan) tentunya bukan sesuatu yang seratus persen negatif, tentu saja terdapat sisi positif seperti untuk penyiapan ladang untuk masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
Namun, jika menimbang dampak tidak terkontrolnya hal ini sangat perlu diperlukan mitigasi untuk meminimalkan potensi bahaya bagi semua bentuk kehidupan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak kebakaran hutan dan kepunahan hewan didalamnya:
- Upaya pencegahan kebakaran hutan, seperti: melakukan sosialisasi bahaya kebakaran hutan, merevisi perizinan penggunaan lahan, dan mengamati titik rawan kebakaran.
- Pasca terjadinya kebakaran, seperti melakukan restorasi lahan dan monitoring.
- Ikut mendukung dan berdonasi dalam gerakan konservasi satwa di Indonesia.
Selain itu, kita juga bisa melakukan tindakan lainnya seperti: Membatasi dan menganti penggunaan hasil hutan sekali pakai seperti pemakian tisue dengan sapu tangan kain dan membagikan konten lingkungan atau kegiatan peduli hutan dan satwa lainnya.
Biar makin banyak dampak yang dilakukan, kamu juga dapat mengikuti challenge dari Team Up For Impact. Selain seru, dengan mengumpulkan poin selama mengikuti challenge ini kita juga berkesempatan dalam kegiatan penanaman pohon di Indonesia.
So, yuk bersama jaga hutan dan lindungi satwa di dalamnya.
Sekian, salam lestari❤️
Referensi:
- Ashitha Nagesh. BBC News. Kebakaran Amazon: Bagaimana nasib binatang yang terperangkap?
- Karhutla, Kebakaran Hutan & Lahan Gambut, Dan Cara Mengatasinya
Featured Photo by Teodor K on Unsplash