Idul Fitri dan lebaran yang berbeda

Merayakan lebaran di tengah pendemi corona memang berbeda, mungkin kalau digambarkan suasanya lebih mirip saat idul adha.

Lha gimana? ngga ada aktivitas, saling silahturahmi antar warga.

Saya pribadi hanya berkunjung ke tetangga samping rumah dan sanak keluarga inti saja. Sisanya? berhubung cuaca sangat terik dan panas, akhirnya tidur siang di rumah saja.


Selain itu dalam hal pelaksanaan sholat Idul fitri, juga menjadi cukup berbeda. Dari pihak pemerintah kabupaten Bojonegoro sebenarnya sudah melarang pelaksanaan sholat Ied.

Sholat idul fitri

Sholat Ied yang biasanya dilakukan di masjid akhirnya dialihkan ke lapangan sekolah SMP saya dulu. Ya kalau tetap mau di masjid, bakal tumpah-tumpah ke jalan dan sesek-sesekan. Lapangan SMP saya sekitar 2-3 kali lipat luas masjid.

Protokol pelaksanaannya masih sama, pakai metode social distancing sama seperti pelaksanaan ibadah sholat terawih. Scan temperature, pasang jarak aman, dan dikawal oleh beberapa anggota polisi dan hansip.

Over all, pelaksanaannya lancar dan cukup tertib. Jumlah peserta sholat juga ngga sebanyak biasanya. Masih banyak masyarakat yang ngga pulang kampung dan sebagian lagi ngga ikut sholat ied.

Hanya saja, waktu setelah sholat, namanya juga warga, akhinya umpel-umpelan juga XD.


Sedikit gambaran pelaksanaan sholat idul fitrinya.

Jamaah perempuan.

Jamaah laki-laki.

Ternyata jamaah ibuk-ibuk sangat tertib dan mudah diatur dibanding jamaah laki-laki.

Saat selesai acara sholat.


Perihal masalah silahturahmi, beruntungnya desa saya jaringan internetnya sudah bangus. Internet jaringannya sudah 4G, setidaknya masih bisa berkomunikasi dengan saudara yang sedang jauh merantau dan tidak bisa pulang.

Saya juga dapat banyak ucapan selamat idul fitri, seperti biasanya. Tapi sekarang didominasi pesan di grup dan panggilan video call. Ditambah buat story di whatsApp yang menandakan sudah minta maaf dan mengucapkan selamat idul fitri ke semua orang.

See also  Rindu Olahraga Rutin di Salatiga

Sepertinya future budaya minta maaf memang harus digeser ke arah sana kalau kondisinya tetap seperti ini. Terima kasih Corona, mohon maaf lahir batin.


BONUS, foto saya saat lebaran bersama pusse yang sepertinya tidak peduli dengan hari raya idul fitri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *