Review : A Cup Of Tea, Sebuah Buku dari Gita Savitri

Penulis: Gita Savitri Devi
Tahun terbit : 2020
Cetakan pertama
Harga: Rp 77.000,-


Akhirnya saya ngereview buku di website ini, biasanya sih ngerviewnya di Instagram. Yang bentukkannya macam ini.

Ataupun ngeview di Goodreads. Buku ini juga sudah saya sedikit review di platform tersebut.

Review Buku a Cup of Tea

Secara umum, buku ini memiliki gaya bahasan yang hampir sama dengan buku sebelumnya. Buku-buku yang mirip seperti membaca blog pribadi seseorang.

Akhir-akhir ini saya tertarik dengan buku semacam ini, secara langsung dapat memahami dan mengerti isi kepala si penulis. Apa saja yang telah di lalui oleh penulis dan sebagainya. Serasa lebih dekat dengan penulisnya.

Tema yang dibahas dalam buku ini juga sangat relate dengan kondisi per-internetan dan per-medsosan yang ada sekarang. Cyberbullying.

Saat ini memang banyak kejadian cyberbullying yang kerap dialami oleh influencer. Entah influencer cewe atau cowo, semuanya kena semprot netizen yang kadang belum tentu bener.

Selain itu, dalam buku ini juga menuliskan kisah hidup yang pernah dilewati oleh Gita Savitri.

Tentang perpisahan yang dia lewati, perjalanan yang mengubah diri, kehidupan setelah pernikahan, hingga kebahagiaan yang sedang dia cari. Melalui buku ini dia membawa serta harapanya untuk terus berjalan, dan mencari untuk menemukan.

See also  [Review] Shower & Body Scrub Jolly dari Scarlett Whitening : Mencerahkan dan Melembabkan Kulit

Setelah tamat membaca buku ini, sebenernya saya merasa berekspektasi terlalu tinggi. Karena sepertinya saya juga pengen seperti penyajian dibuku pertama. Membaca buah pemikiran seorang Gita Savitri yang kritis terhadap sekitarnya.

Buku ini rasanya seperti lebih ke pribadi. But, its no problem sih. Tergantung prefence kalian juga. Sehingga saya hanya memberi nilai 3/5 untuk buku ini.

Ya, begitulah. Saya ternyata belum bisa move on dari buku sebelumnya XD

Membaca buku ini, membuat saya makin sadar. Bagaimana berperilaku yang sehat di internet dan media sosial. Jangan asal main seenaknya, beri rambu-rambu untuk diri.

“Words Cut Deeper Than Knives”

….tapi di sisi lain ucapan atau kalimat yang kita unggah di media sosial bisa jadi memberikan harapan hidup untuk seseorang.

Berfikirlah sebelum bertindak.

Oh iya, dalam buku ini juga banyak menyajikan foto-foto yang ciamik. Saya jadi pengen kuliah di luar negeri atau sekedar main ke luar negeri jadinya.

  • Ini mbaknya pas lagi ke Swiss.
  • London
  • Kopenhagen

Ada juga dokumentasi waktu Gita lagi ke luar negeri dan ketemu orang-orang baru di perjalanannya.

Sangat memanjakan mata.

Mungkin nanti waktu kuliah (tahun depan, di ITB. Aamiin) saya bisa juga bikin dokumentasi perjalanan macam begini. I think bagus juga buat koleksi-koleksi.

Semoga ada kesempatan buat ke luar negeri lagi. I really want it :’


Ya begitu dulu review dari saya. Semiga bermanfaat buat kalian yang ingin membaca bukunya.

Saran buat diriku (atau kalian mungkin juga), jangan terlalu berharap berlebihan terhadap suatu hal. Karena kadang rasa berharap terlalu belebihan begitu sangat mempengaruhi hasil penilaian.

Kebanyakan, nilainya jadi ketidakpuasan terhadap hal tersebut.

See also  Review Masker Scarlett Whitening : Mugwort dan Hydrating Gel Mask Setelah 2 Minggu Pemakaian

Note:

  • Foto dari dokumen pribadi. Sorry gambar yang kurang ciamik, fotonya dari jendela yang kantor XD
  • Gambar quotes dan editan yang lain, didesain dengan Inkscape.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *