Doctor Strange in the Multiverse of Madness, film Marvel Studio yang dirilis awal bulan Mei lalu. Saya cukup susah payah mendapatkan tiket di minggu pertama film, tanggal 9 Mei, alias saking banyaknya yang ingin menonton website xxi sampai down.
Sepertinya ini sudah telalu lama sejak film ini ditayangkan di bioskop awal Mei lalu. Tetapi tetap saja rasanya ada yang kurang, masa saya tidak membuat review untuk super hero favorit saya di Marvel.
Satu hal yang saya rasakan ketika menonton film ini adalah film ini kombinasi genre film yang sangat jarang akan saya tonton, horor dan sad love story. Bahkan kalau saya akan tahu kalau ini tonenya lebih didominasi sedih dan scene cukup horor saya ga akan menonton.
Rasa takut dan sedihnya itu lho selalu ngga ilang-ilang.
Menurut saya film Marvel yang satu ini juga terasa lebih realistis dan manusiawi.
Dibanding dengan konflik si jahat yang tiba-tiba muncul ingin menghancurkan dunia dan kumpulan superhero dengan kekuatan super . Konflik masing-masing ego manusia terasa lebih menyakitkan.
Sama ruwetnya dengan konflik pada film Spiderman No Way Home, kalau ini saya lebih ke mangkel dan jengkel. Yang dalam ceritanya kita terkadang tidak bisa memilih siapa yang menjadi sosok yang salah (jahat) atau yang baik.
Wanda dan Dr. Strange
Kalau boleh diringkas, garis besar alur cerita dalam film tersebut adalah…
Wanda Maximoff aka Scarlet Witch.
Gagal move on untuk melupakan anaknya, ya walaupun sebenarnya hanya anak khayalannya juga sih. Akhirnya menemukan kitab Darkhold yang menunjukkan harapan Ia dapat mendapatkan anaknya kembali dan memberikan ide untuk membuka universe dimana anaknya hidup. Sayangnya, tindakan Wanda bisa membuat caos bahkan kehancuran antar universe.
Dr. Strange.
Di sini peran Strange adalah menghentikan niatan Wanda. Tetapi, selain itu ternyata kisahnya ngga kalah sedih dengan Wanda, merelakan hubungan dengan wanita yang ia cintai untuk menjadi superhero menyelamatkan dunia. Kesal dan sialnya lagi ternyata disetiap universe dia mencintai wanita tersebut, takdir mereka berdua tidak pernah bersatu.
Ya saya serasa ikut merasakan gimana sakitnya perasaan mba Wanda dan dia bukan orang yang harus disalahkan dalam film ini. Dia bukan orang yang jahat. #jangandiprotes XD
Menurut saya mba Wanda ini pengorbanan di masa menghadapi Tanos terlalu banyak. Kehilangan orang yang dicintai, pacar, adik. Ia sudah tidak ada tempat bertumpu mengadapi kesedihan.
Mana di saat ingin membuat kebahagiaan dalam dirinya sendiri, walaupun semu, dihancurkan oleh orang lain. Lagi. Di saat terakhirnya pun harus mengorbankan dirinya untuk banyak orang.
Dan dari konflik dalam film ini terselesaikan atas penerimaan dalam diri mereka, terutama tentang Wanda. Wanda menerima kenyataan pahit yang harus dia alami, mengubur dirinya di antara reruntuhan Darkhold, untuk menyelamatkan dunia.
Dr. Strange? Menerima kenyataan dan mengikhlaskan wanita tersebut. InsyaAllah bahagia si Dr. Strange di credit scene film diperlihatkan kemunculan mba-mba berbaju ungu.
Kata netizen pembaca komik Marvel dialah yang akan menjadi patner sekaligus pendamping hidup Dr. Strange di masa depan.
Buat yang belum sempat menonton film Doctor Strange in the Multiverse of Madness, selamat ada kabar baik dari Disney, film tersebut akan masuk di Disney+ Hotstar Juni ini.
Photos by Animation World Network