Kunci Sukses Pendidikan Indonesia Ada Pada Kecepatan Akses Internetnya

Internet dan pendidikan rasanya tidak dapat dipisahkan pada era ini.

Jika di masa lalu siapa yang paling cepat datang ke sekolah adalah yang berpeluang sukses. Saat ini, siapa yang akses internetnya paling baik akan menjadi paling cepat mengapai kesuksesan dalam belajar.


Masih sangat jelas pandemi di awal tahun 2020 membawa dampak yang besar dalam kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Pandemi membawa banyak perubahan dalam berbagai bidang sosial ekonomi, kebijakan pemerintah, transportasi, dan yang paling terasa bagi saya adalah perubahan dalam dunia pendidikan.

Semenjak COVID-19 menyerang terjadi transisi gaya berlajar dari yang sudah kita lakukan berpuluh bahkan ratusan tahun menjadi gaya belajar baru yang 180 derajat berbeda. Sekolah dan perguruan tinggi ditutup dan semuanya dialihkan menjadi pembelajaran via online.

Tidak ada lagi aktivitas harian seperti: bangun pagi, bersiap pergi ke sekolah, mengikuti pelajaran dan bertemu teman-teman. Sekarang semuanya berubah belajar dari rumah, semuanya serba online menyimak pelajaran dan bahkan bertemu teman lewat webcam.

Berhentinya pendidikan di tengah pandemi tanpa adanya internet

Kegiatan belajar mengajar online yang dilakukan hampir seluruh pelajar dalam berbagai tingkat pendidikan di negeri ini (Ilustrasi oleh Fauzan Ijazah/UNICEF)

Terkadang saya berfikir “bagaimana jadinya jika di masa pandemi ini terjadi ketika internet belum ada seperti sekarang ini?” “Apakah saya akan tetap dapat belajar dan menuntaskan materi kuliah dengan baik?”

Kemudian teringat kisah Issac Newton, fisikawan legendaris yang pernah mengahadapi hal serupa ketika menjalani masa kuliahnya. Tepatnya di kota London tahun 1665-1666 terjadi kekacauan akibat wabah penyakit Great Plague of London.

Berkat wabah tersebut semua kampus ditutup dan aktivitas belajar mengajar dihentikan untuk mengantisipasi penyebaran wabah. Kota London yang semula ramai padat oleh pelajar, pada masa itu berubah menjadi kota mati dalam sekejap.

Skenarionya sama kan dengan yang kita semua hadapi saat pandemi menyerang. Bedanya, di tahun tersebut tidak ada internet dan perbedaan ini menjadi pembeda yang sangat besar.

See also  Menghadapi orang-orang ngeyel di WhatsApp tentang COVID-19

Di saat kegiatan akademik di kampus ditutup sudah pasti hampir semua kegiatan sekolah Newton dan teman-temannya berakhir karena tuntutan “bertemu secara langsung antara pengajar dan murid”. Namun, di masa sekarang karena keberadaan internet kegiatan akademik di sekolah tetap dapat terus berlanjut dan tidak terbatas terhadap tempatnya.


Meski demikian, jujur saja mengalami masa pergantian rutinitas dari pembelajaran bertemu secara langsung menjadi serba online tidak mudah.

Saya yang bisa dikatakan sudah cukup melek internet dengan beban kuliah yang tidak telalu banyak, kadang juga merasa sangat berat karena harus terus memantau layar monitor.

Belum lagi jika ditambah kondisi jaringan yang kurang baik padahal sudah mepet deadline mengirim tugas atau ujian. Wah semakin pening kepala saya.

Internet membuka dunia, kalau aksesnya cepet

Kalau dipikir-pikir melalui krisis ini membuat kita belajar bahwa walaupun terbatas ruang nyata untuk bertemu. Kita masih bisa tetap bisa belajar dengan memanfaatkan teknologi internet dan sumber daya yang ada.

Bila orang pada masa lalu mengatakan buku adalah jendela dunia, saat ini serasa internet adalah pintu dari dunia itu sendiri. Selain memberikan pengetahuan, internet juga dapat menghubungkan seluruh manusia di belahan dunia manapun tanpa adanya batasan jarak maupun fisik.

Manfaat internet yang tak terbatas ini juga sudah saya rasakan secara langsung. Di awal tahun ini keberadaan internet telah mensukseskan saya mengikuti short course yang diadakan oleh MIE University-Jepang bersama teman-teman lainnya dari BRIN, UGM, dan ITB.

internet dan pendidikan
Online Sakura Exchange Program in Science. Short Course ini diadakan oleh MIE University Jepang berkerjasama dengan ITB (Institut Teknologi Bandung), UGM (Universitas Gadjah Mada), dan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) (sumber: dokumen pribadi).

Kegiatan ini sangat menyenangkan. Bisa belajar dan berdiskusi dengan teman-teman dari Jepang dan instansi lainnya. Padahal belum tentu saya akan mendapatkan kesempatan ini kalau tidak ada teknologi internet seperti sekarang.

See also  Perempuan perlu belajar menghasilkan uang

Sebenarnya selama mengikuti kegiatan berbasis online sejenis ini hal yang membuat saya agak khawatir adalah, lagi dan lagi, saat akses internetnya buruk.

Sama seperti kejadian mengirim tugas kuliah di saat deadline, melakukan kegiatan melalui platform video conference online tentu membutuhkan akses internet yang mempuni. Tidak lucu juga kan saat melakukan presentasi di kuliah malah mati ditengah jalan karena koneksi internet terputus.

Sayangnya konektivitas internet ternyata juga menjadi masalah utama bagi pelajar, tidak hanya di Indonesia tetapi juga ASEAN.

internet dan pendidikan
Data survey Forum Ekonomi Dunia (WEF) (dalam persen). Hasil survey tersebut menunjukkan masalah belajar dan bekerja secara online. Kesulitan yang dialami mayoritas responden adalah koneksi internet yang buruk.
(Data dan Ilustrasi oleh databoks.katadata.co.id)

Beruntungnya semenjak menjalani kuliah dan kegiatan online lainnya dari kosan hal tersebut jarang terjadi. Ibu kos menggunakan jaringan IndiHome dari Telkom Indonesia, sehingga jaringannya relatif lebih lancar walaupun digunakan berbanyak orang.

Jika ada gangguan jaringan juga cukup mudah untuk diatasi, biasanya minta tolong ibu kos untuk me-restart ruter-nya atau menghubungi customer service di 147 ketika jaringannya belum membaik.

IndiHome ini memang sudah lama berperan sebagai penyedia layanan jaringan internetnya Indonesia. Wajar saja jaringan internetnya semakin tahun semakin meningkat kualitasnya, sehingga aksesnya cepat dan stabil meskipun dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat sekalipun.

Dapat dijamin kuliah onlinenya semakin lancar dan tanpa adanya rasa khawatir akan masalah jaringan yang menganggu.

Internet meruntuhkan kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia

Kalau dipikir ternyata pergantian sistem pembelajaran menjadi serba online membuka sudut pandang baru bagi kita dalam belajar.

Lebih jauh lagi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan internet, kita dapat menyelesaikan permasalahan kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia yang sudah lama muncul. Terutama jika membandingkan kualitas pendidikan di Jawa dan di pelosok luar Jawa.

Dimana dengan bantuan internet selain dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dari mana saja serta akses sumber materi belajar terbaik yang tak terbatas.

See also  Semua Orang Bisa Menjadi Content Creator
Proyek palapa ring (tol langit) adalah proyek pembangunan jaringan fiber optik yang diselangarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dari pembangunan ini diharapkan seluruh wilayah Indonesia memiliki infrastuktur telekomunikasi yang baik (Ilustrasi oleh wikipedia).

Ditambah lagi dengan melihat proyek Palapa Ring yang dilakukan pemerintah, juga memberikan angin segar sehingga semakin banyak wilayah Indonesia yang terjangkau akses internet yang baik.

Bersamaan dengan ini akan semakin membuka peluang meningkatnya kualitas pendidikan di berbagai pelosok negeri. Agar tidak ada namanya lagi kesenjangan kualitas pendidkan di Indonesia.

Hal ini selaras dengan program IndiHome untuk memajukan Indonesia seperti melalui program ekspansi internet di daerah 3T (Terpencil, Terdepan, dan Terluar) untuk menyalurkan internet ke pelosok negeri. IndiHome juga memberikan paket produk layanan khusus pelajar dengan harga yang lebih terjangkau.


Demikian, pada akhirnya sampai disini bersama dengan internet ditambah bumbu pandemi membuka mata kita lebar-lebar untuk melakukan revolusi pendidikan dengan cepat. Serta memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi seluruh pelajar di Indonesia.

Sekian dari saya. Terima kasih telah membaca, semoga semakin maju pendidikan di Indonesia šŸ™‚

Referensi:

Featured Photo by Robo Wunderkind on Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *