5 Kiat Menjaga Lingkungan Selama Bulan Puasa

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan.

Saya sangat excited dengan Ramadhan kali ini. Berbeda dengan 3 tahun sebelumnya dimana menjalankan ibadah puasa sambil was-was pandemi Covid-19. Tahun ini kita bisa kembali menjalani Ramadhan dengan normal tanpa protokol kesehatan yang ketat.

Alhamdulillah.

Namun, seiring kembali normalnya aktivitas manusia ini, ternyata juga membawa pengaruh terjadinya peningkatan emisi karbon dioksida di amonsfer. Padahal dari statistiknya sudah mengalami penurunan selama masa pandemi.

emisi karbon dioksida di lingkungan
Data emisi karbon dioksida (CO)2 dari pembakaran energi dan aktivitas industri global (sumber: Kata Data)

Bertepatan dengan bulan Ramadhan ini, mari jadikan momen sakral ini selain untuk memperkuat hubungan kita dengan tuhan dan dengan sesama manusia, juga mempererat hubungan kita dengan lingkungan.

Berikut ini kiat-kiat yang dapat dilakukan selama ramadhan agar puasa lancar dan tetap menjaga lingkungan.

Beli makanan dan minuman secukupnya

Photo by charlesdeluvio on Unsplash

Saat puasa pastinya akan banyak godaan, terutama godaan untuk membeli aneka macam makanan dan minuman. Ditambah perut yang keroncongan seharian pasti makin menjadi-jadi.

Saya juga begitu. Apalagi semenjak bulan puasa ini jalanan dekat kosan saya sekarang ramai banget yang jualan sampe kayak pasar. Rasanya pengen beli martabak, es buah, cilok, nasi padang, pokoknya pengen borong semua buat buka puasa.

Pas beli sih rasanya mampu untuk menghabiskan, padahal kenyataannya engga. Akhirnya banyak makanan yang ga kemakan dan tahu kan gimana akhirnya? sisa makanannya menjadi sampah.

Di samping mubadzir, sampah makanan juga akan memproduksi gas metana yang dapat mempercepat efek rumah kaca. Belum lagi menurut UN Food and Agriculture Organization, ternyata sampah makanan yang dihasilkan setiap tahunnya bisa memberi makan 11% populasi Indonesia dan ⅓ dari total makanan yang diproduksi di dunia terbuang percuma.

Jadi, mari tahan nafsunya buat beli makanan dan minuman terlalu banyak ya. Beli secukupnya saja.

See also  Perempuan perlu belajar menghasilkan uang

Kurangi penggunaan sampah plastik

Photo by Agenlaku Indonesia on Unsplash

Membeli banyak makanan dan minuman tak jarang membawa efek berantai lainnya seperti penggunaan plastik untuk bungkus makanan yang makin banyak juga.

Sampah plastik termasuk jenis sampah anorganik yang butuh waktu lama untuk terurai secara alami, meskipun terurai sampah ini juga akan menjadi mikroplastik yang berisiko masuk kedalam tubuh makhluk hidup.

Problematika sampah plastik ini mungkin ngga bisa kita hindari 100%, apalagi kalau jajan di street food, tapi kamu juga bisa menekan penggunaannya dengan langkah berikut:

  • Tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan.
  • Membeli makanan dengan bungkus yang lebih ramah lingkungan atau bila perlu membawa kotak bekal dari rumah.
  • Membawa tas belanja ramah lingkungan.

Kontrol penggunaan energi listrik

lebih ramah lingkungan dengan kurangi konsumsi listrik saat puasa
Photo by Lucas Santos on Unsplash

Selama bulan puasa siklus kegiatan akan cukup berubah dari biasanya. Beraktivitas hingga malam hari untuk terawih dan qiyamul lain, kemudian bangun lebih pagi untuk sahur. Tentu saja ini akan berdampak pada konsumsi energi listrik terutama untuk penerangan dan peralatan elektronik.

Mendapatkan listrik sesuai kebutuhan adalah hak kita sebagai individu, tetapi ingat juga kita punya kewajiban untuk menggunakannya dengan bijak dan berhemat.

Terlebih sumber energi penghasil listrik di Indonesia saat ini masih mengandalkan bahan bakar fosil. Makin banyak konsumsi, makin banyak pula bahan bakar fosil yang harus dibakar.

Sebenarnya untuk menghemat penggunaan listrik bukan hal sulit kok. Kita bisa melakukan hal-hal kecil yang mungkin tidak terasa sebagai tindakan hemat energi tetapi memberikan dampak yang besar.

Seperti: mencabut steker alat listrik yang sudah tidak diperlukan, mematikan lampu dan perangkat listik saat tidak digunakan, serta menggunakan peralatan hemat energi.

Kurangi penggunaan media sosial

puasa media sosial lebih ramah lingkungan
Photo by Kenny Eliason on Unsplash

Siapa yang sering keseringan main sosmed untuk menghabiskan waktu saat puasa?

See also  Melindungi Masyarakat Adat Sama Pentingnya Dengan Melindungi Alam

…tentu saja adalah saya XD

Menggunakan sosial media untuk mengisi waktu puasa sih boleh-boleh saja. Ini bisa menjadi cara yang baik untuk bersilahturahmi dengan teman dan keluarga, mengikuti berita dan informasi terkini, serta berbagi pengalaman selama bulan puasa.

Sayangnya, jika sudah asyik main medsos malah jadi lupa waktu yang akhirnya menggangu waktu beribadah dan untuk berkegiatan produktif lainnya. Apalagi jika terpapar konten-konten yang dengan tone negatif kayak akhir-akhir ini, malah bikin emosi dan menguras energi.

Selain hal itu, menurut Team Up For Impact penggunaan media sosial juga ngaruh banget ke lingkungan.

Misalkan nih, jika masing-masing pengguna medsos di dunia menggunakan 10 medsos di atas 5 menit per hari, maka total jejak karbon digital yang dihasilkan adalah setara dengan 80 juta karbon dioksida setiap tahunnya.

Jadi dengan mengurangi penggunaan media sosial 50% jam aja setiap hari, kita sudah bisa berkontribusi mengurangi jejak karbon digital yang lumayan banyak. Mantap kan, sudah bantu lingkungan, mental health-nya juga terjaga ya selama puasa.

Mix and match baju lebaran

mix and match baju lebaran agar lebih ramah lingkungan
Photo by Nimble Made on Unsplash

Lebaran menjadi momen kemenangan setelah selesai menjalankan ibadah puasa. Terutama di saat lebaran memang saat yang ditunggu untuk bersilaturahi ke sana saudara dan kurang lengkap tanpa memakai baju baru. Tentu saja nyiapin baju barunya mulai dari awal puasa, kira-kira mana ini baju yang sesuai.

Namun, semenjak pandemi, saya jadi banyak belajar tentang konsep hidup minimalism dan lebih ramah lingkungan.

Terutama jika mengikuti trend fast fashion yang sekarang ini juga ngga ada selesainya. Baju yang kita beli dua bulan lalu, di bulan ini bisa jadi udah ngga zaman lagi. Secepat itu berubah belum lagi dorongan buat tampil ala OOTD tiktokers atau selebgram. Padahal di rumah pakaiannya sudah numpuk dan jarang banget dipakai.

See also  Percayalah Bumi tidak sedang sakit.

Inilah juga yang akhirnya industri fashion menghasilkan lebih dari 90 ton sampah pertahun dan menyumbang banyak polusi besar bagi lingkungan.

Jadinya, belanja baju secukupnya saja dan kalaupun beli lebih baik pilih model yang bisa dipakai secara sustain bukan hanya momen lebaran aja. Kemudian bisa juga di mix and match dengan baju yang sudah ada. Lebih ramah lingkungan dan hemat uang juga.


Sekian kiat-kiat dalam menjalani ibadah puasa di bulan ramadhan ini agar lebih menyayangi dan menjaga lingkungan.

Oh iya, kiat-kiat ini saya dapat setelah mengikut challange dari Team Up For Impact lho. Selain kegiatan di atas masih banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan.

Biar kegiatan di bulan puasanya makan bermanfaat, kamu juga bisa mengikuti mengikuti challenge dari Team Up For Impact lho.

Dengan mengikuti challenge ini, kamu akan mendapatkan point dari setiap tantangan harian terkait kiat menjaga lingkungan. Setiap 1400 poin yang terkumpul, akan ada 1 pohon yang ditanam atas nama kamu di hutan.

Mengutip Eji Anugrah Romadhon Project Leader Kampanye Ummah For Earth Greenpeace Indonesia di energikita.com:

“Bulan Ramadan bisa dimanfaatkan sebagai momentum dalam usaha menyelamatkan bumi hingga seterusnya. Yang pertama adalah memulai dari diri sendiri untuk turut serta menjaga bumi, hingga mengajak keluarga, orang terdekat bahkan komunitas.”

Jadi, yuk mari semangat bersama menjaga lingkungan di bulan puasa ini ❤️

Referensi:

Featured Photo by Rauf Alvi on Unsplash

2 Replies to “5 Kiat Menjaga Lingkungan Selama Bulan Puasa”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *